Dalam proses pembuatan busana, pemberian tanda pada pola merupakan langkah yang sering dianggap sepele, namun memiliki pengaruh besar akurasi potong, penyusunan potongan kain, hingga hasil jahitan akhir. Di LKP Kriya Busana Majapahit, peserta pelatihan dibekali pemahaman mendalam mengenai fungsi dan teknik pemberian tanda pola agar proses produksi busana berjalan efisien dan profesional.
Memberi tanda pada bahan berbeda dengan memberi tanda pada pola. Kalau tanda-tanda pola untuk membantu meletakkan pola ke atas bahan, sedangkan memberi tanda pola ke bahan adalah memindahkan garis-garis pol ke bahan untuk membantu memudahkan pada proses menjahit.
1. Tujuan Pemberian Tanda Pola
Tanda pada pola digunakan sebagai petunjuk teknis saat memotong kain dan menjahit. Tanda-tanda ini berfungsi untuk:
• Menunjukan arah serat kain (grainline)
• Menandai batas kampuh
• Memberitahu posisi kupnat, lipit, kerut, atau sambungan
• Memastikan kesesuaian antar bagian pola saat di jahit
• Menunjukkan bagian lipatan atau letak komponen tambahan seperti kantong, kancing, dan restleting
Dengan tanda yang jelas, proses pemotongan dan perakitan busana menjadi lebih cepat, rapi, dan minim kesalahan.
2. Tanda atau garis pola
Tanda atau garis yang harus dipindahkan ke bahan antara lain:
• Garis sisi
• Bagian yang akan dijahit/disambung
• Bagian yang akan dihias
3. Jenis-Jenis Tanda Pola
Peserta pelatihan diajarkan untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam tanda pola berikut:
A. Tanda arah serat kain
• Berupa garis lurus dengan panah di kedua ujungnya
• Digunakan untuk menyesuaikan posisi pola dengan arah benang lurus kain
• Sangat penting agar hasil akhir tidak melar, miring, atau menggantung tidak simetris
B. Tanda lipatan kain
• Garis panjang tanpa panah, biasanya diberi “lipatan kain”
• Digunakan saat bagian pola harus dipotong pada kain yang dilipat, agar simetris
C. Tanda kampuh
• Garis batas kampuh yang menggambarkan jarak menjahit dari tepi kain (biasanya 1 cm – 1,5 cm)
• Ditandai saat bagian pola harus dipotong pada kain yang dilipat, agar simetris
D. Tanda kupnat
• Berupa segitiga atau bentuk panah yang menunjuk ke titik kupnat
• Ditandai untuk membentuk lekukan tubuh seperti pada pinggang, dada, dan punggung
E. Tanda titik sambungan
• Titik-titik kecil di sisi pola
• Berfungsi menyamakan potongan pola yang akan dijahit (misal, sisi depan dan belakang rok, atau bagian lengan dan kerung lengan)
F. Tanda khusus model
• Tanda kerutan (garis gelombang)
• Tanda lipit (panah saling berhadapan)
• Tanda posisi kancing dan lubang kancing
• Letak saku atau aplikasi hias lainnya
4. Teknik Memberi Tanda Pola
Setelah dikenali jenis-jenisnya, peserta pelatihan juga dibimbing cara memberi tanda pola secara akurat, baik pada kertas pola maupun langsung ke kain, menggunakan:
A. Kapur jahit
Kapur jahit dapat juga dipakai untuk memindahkan tanda pola ke bahan, digunakan untuk bahan-bahan yang halus.
B. Rader dan kertas karbon jahit
• Rader bergerigi adalah rader yang bagian rodanya memiliki gigi, digunakan untuk memberi tanda pada bahan yang tipis (tidak tembus pandang) sampai yang sedang
• Rader licin (polos), rodanya licin, rata, tidak bergerigi, digunakan untuk memberi tanda pada bahan yang tipis tembus pandang.
• Karbon jahit agak tebal karena ada zat seperti kapur yang melapisi salah satu sisinya
C. Jarum jahit tangan dan benang
Digunakan untuk bahan tebal, bahan yang halus dan licin.
Teknik ini memperhatikan kebersihan, keterbacaan, dan ketepatan posisi tanda, agar tidak menimbulkan kebingungan di tahap potong atau jahit.
5. Prosedur memindahkan tanda pola
Prosedur atau langkah kerja memindahkan tanda pola ke bahan adalah sebagai berikut:
A. Menyiapkan alat-alat sesuai dengan kebutuhan
B. Memberi tanda pada bahan, ada 3 cara sesuai dengan alat yang dipergunakan dimana disesuaikan dengan jenis bahan.
Ketiga cara tersebut adalah:
1) Dengan karbon dan rader, karbon jahit yang berkarbon diletakkan pada bagian buruk bahan, kemudian rader dijalankan pada garis-garis pola yang mau dipindahkan, misalnya: seluruh bagian sisi atau bagian-bagian yang akan disambung (dijahit)
2) Dengan kapur jahit, tepat pada bagian yang akan disambung, disemat dnegan jarum pentul, kemudian buatlah garis mengikuti jarum pentul dengan kapur jahit.
3) Dengan benang jelujur:
• Garis-garis pola yang akan dipindahkan ke bahan dijelujur agak renggang dan menyisakan benang -+ 1 cm di atas bahan
• Kedua helai benang ditarik, benang jelujur yang ada di antaranya (merentang di antara kedua bahan) digunting
• Rapihkan dan tepuk-tepuklh benang dari bagian baik kain agar kedudukan benang kuat dan tidak mudah lepas
C. Setelah selesai diberi tanda, pola dilepaskan kemudian diikat dan diberi tanda
D. Bahan-bahan tersebut siap untuk dijahit
Pentingnya Ketelitian dan Konsistensi
Kemampuan memberi tanda pola dengan benar menunjukkan ketelitian dan profesionalisme seorang pembuat busana. Di LKP Kriya Busana Majapahit, peserta dilatih untuk menjadikan keterampilan ini sebagai kebiasaan kerja, bukan sekadar tugas pelengkap. Karena setiap garis, titik, dan panah kecil bisa menentukan presisi hasil akhir dan kepuasan pelanggan.
Posting Komentar untuk "Elemen Kompetensi - Kompetensi 3: "Membuat Pola Busana" by Kriya Busana Majapahit Part 3"