Mengukur Tubuh Pelanggan dengan Alat, Prosedur, dan Teknik Pengukuran yang Tepat
Dalam proses pembuatan busana, mengukur tubuh pelanggan adalah langkah awal yang sangat penting dan menjadi dasar dari seluruh proses produksi. Kesalahan kecil dalam pengukuran dapat menyebabkan busana tidak pas di tubuh pemakai, entah terlalu sempit, longgar, maupun tidak proporsional. Oleh karena itu, di LKP Kriya Busana Majapahit, kemampuan mengukur tubuh dengan akurat dijadikan sebagai kompetensi utama dalam pelatihan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), khususnya pada unit kompetensi: mengukur tubuh.
Kegiatan ini tidak hanya memerlukan keterampilan teknis, tetapi juga mengajarkan profesionalisme, ketelitian, serta kemampuan komunikasi antara penjahit dan pelanggan.
1. Penggunaan Alat Ukur yang Tepat
Peserta pelatihan dikenalkan dengan berbagai alat ukur yang digunakan dalam industri tata busana, alat-alat yang dibutuhkan untuk mengukur tubuh antara lain:
•Buku catatan/notes, digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan data customer, deskripsi bentuk tubuh model, desain yang diinginkan, dsb.
•Pita ukur/meteran merupakan alat yang dipakai untuk mengambil ukuran badan untuk mengetahui ukuran yang diperoleh dan alat pengukur pada waktu menggambar pola besar.
•Veterban, berfungsi untuk mengetahui letak bagian-bagian tertentu seperti pinggang, panggul, dan badan agar ukuran tidak bergeser dan diambil tepat. Alat ini digunakan dengan mengikat veterban pada bagian-bagian tertentu secara pas atau tidak kekencangan dan kekendoran.
•Bolpoin. Digunakan untuk menulis catatan
•Daftar bagian yang diukur, gunanya untuk mempercepat pencatatan hasil pengukuran model tubuh, serta mendokumentasikan hasil pengukuran secara tertib sehingga mencegah berkurangnya data hasil pengukuran model tubuh.
Peserta dilatih untuk menggunakan alat-alat ini dengan benar, termasuk memegang, menempatkan, dan membaca angka di meteran tanpa kesalahan.
2. Prosedur dan Urutan Pengukuran
•Lingkar Badan (LB)
•Lingkar Pinggang (L.Pgg)
•Lingkar Pinggul (L.Pgl)
•Panjang Dada (PD)
•Panjang Punggung (PP)
•Lebar Dada (LD)
•Lebar Punggung (LP)
•Lebar Bahu (L.Bh)
•Panjang Siku (P.Siku)
•Lingkar Siku (L.Siku)
•Panjang Lengan (PL)
•Lingkar Lengan (LL)
•Panjang Bahu Muka (M)
•Panjang Bahu Belakang (B)
•Panjang Baju (PB)
3. Teknik Mengukur yang Sesuai Standar industri
Mengukur tubuh bukan hanya soal “melingkarkan meteran”, tapi juga soal teknik dan ketepatan posisi pengukuran. Peserta didik dibimbing untuk memahami:
•Letak bagian tubuh yang harus diukur secara tepat (misalnya pinggang, dada, siku)
•Sikap tubuh pelanggan saat diukur: harus tegak, relaks, tidak membungkuk
•Kondisi meteran: harus tidak kendor atau terlalu kencang, sesuai standar “pas badan”
•Penyesuaian khusus: untuk pelanggan dengan postur tidak umum, misalnya postur bungkuk, gemuk, atau tubuh asimetreis
Setiap kesalahan akan dibahas dalam sesi evaluasi, sehingga peserta benar-benar memahami pentingnya presisi dalam setiap angka yang dicatat
4.Dokumentasi dan Komunikasi Hasil Pengukuran
Hasil pengukuan tidak hanya disimpan, tetapi juga digunakan untuk pembuatan pola dan estimasi bahan. Oleh karena itu, peserta harus:
•Mencatat hasil pengukuran secara rapi dan konsisten
•Memberi label pada setiap ukuran
•Berkomunikasi dengan pelanggan jika ada ukuran yang perlu dikonfirmasi ulang atau dinyatakan secara terbuka
Menjadi Profesional dalam Layanan Pelanggan
Lebih dari sekedar keterampilan teknis, “Mengukur Tubuh” juga menjadi sarana membentuk karakter peserta menjadi lebih teliti, jujur, dan komunikatif. Mereka belajar bahwa pengukuran yang benar bukan hanya berfungsi teknis, tetapi juga menjadi bentuk pelayanan profesional terhadap pelanggan.
Melalui pembelajaran ini, peserta program PKW di LKP Kriya Busana Majapahit siap menjadi pelaku usaha tata busana yang berkompeten, percaya diri, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Posting Komentar untuk "Elemen Kompetensi – Kompetensi 2: "Mengukur Tubuh" by Kriya Busana Majapahit"